Konnichiwa! Pada siang hari ini, aku mau share ke kalian beberapa matsuri (festival) yang ada di Jepang. Jepang punya banyak banget festival atau perayaan yang hingga kini perayaan tersebut masih tetap bertahan tak tergerus zaman, karena Jepang merupakan salah satu negara yang sangat menjunjung tinngi nilai kebudayaan. Tak hanya penduduk lokal, keunikan festival ini juga telah menarik rancah internasional. Selengkapnya mari kita simak bersama!
Budaya asli Jepang biasa disebut Jomon. Pada awalnya budaya ini hanya dipengaruhi oleh budaya negara Asia lain seperti, China, dan Korea, namun memasuki abad ke-16 pengaruh barat, Amerika dan Eropa turut andil dalam perkembangan budaya Jepang, hingga akhirnya munculah kebudayaan seperti sekarang ini. Meskipun telah banyak dipengaruhi oleh budaya luar, budaya tradisonal tetap melekat, tak lekang waktu dalam keseharian di negeri para samurai ini. Salah satunya adalah festival tradisonal yang menjadi hal wajib untuk tetap dipertahankan setiap tahunnya. Keindahan dan keunikannya, menjadi kenangan tersendiri bagi siapapun yang menyaksikannya. Festival di Jepang atau matsuri tak terhitung jumlahnya karena setiap tempat suci merayakannya sendiri, dalam hal ini dikenal istilah matsuri-goto yang berarti urusan festival keagamaan, atau pada umumnya lebih dikenal dengan arti pemerintahan. Hal ini merujuk pada upacara tradisional Shinto.
1. Ganjitsu ( Japanese New Year Festival )
Waktu perayaan : 1 Januari
Penduduk akan mengunjungi kuil Shinto atau Budha menjelang matahari terbit, pada malam harinya akan di gelar pasar malam yang meriah dan tentunya pesta kembang api. Ciri khas festival ini adalah peletakan kodomatsu sejenis hiasan yang terbuat dari cemara dan bambu di pintu rumah dan toko. Cemara yang melambangkan umur panjang, dan bambu yang melambangkan kesungguhan dan ketulusan.
2. Setsubun ( Seasonal Division Festival )
Waktu perayaan : 3 atau 4 Febuari
Festival yang telah dilaksanakan sejak berabad-abad yang lalu ini bertujuan untuk mengusir pengaruh roh-roh jahat pada permulaan musim semi. Selama festival berlangsung akan ditampilkan ritual yang disebut Mamemaki. Dalam ritual tersebut dilakukan proses pelemparan kacang panggang kepada sekelompok orang yang mengenakan kostum oni atau iblis.
Waktu perayaan : 3 Maret
Setiap keluarga yang memiliki anak perempuan akan berdoa pada hari itu untuk kesuksesan dan kebahagiaan. Pada hari itu juga anak-anak perempuan mengenakan kimono dan berkunjung ke rumah teman-temannya. Boneka yang dipakai pada festival ini di sebut Hina-ningyo. Boneka-boneka tersebut berjumlah lima atau tujuh buah, yang terdiri dari kaisar, permaisuri, tiga pelayan perempuan, dan lima pemusik yang diletakan di sebuah panggung kecil yang ditutupi karpet merah.
4. Hanami ( Cherry Blossoms Festival )
Waktu perayaan : Ketika musim semi di Jepang, yaitu mulai akhir Maret sampai dengan awal Mei
Masyarakat Jepang merayakan festival ini dengan cara duduk-duduk sembari menyantap makanan bersama keluarga di taman tempat sakura bermekaran, mirip seperti piknik.
5. Kodomo no Hi ( Childern's Day Festival )
Waktu perayaan : 5 Mei
Pada hari tersebut sekolah di liburkan dan anak-anak akan mendapat uang semacam angpao. Hari libur ini merupakan serangkaian hari libur di akhir April dan awal Mei yang disebut Golden Week di Jepang.
Hari Anak-anak diperingati sejak tahun 1948 dan ditetapkan dengan undang-undang hari libur Jepang (Shukujitsu-hō) untuk "menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak sambil berterima kasih kepada ibu."
Ciri khasnya yaitu digantungkannya koinobori, hiasan ikan berwarna-warni yang memiliki lubang di mulutnya sehingga akan tampak seperti sedang berenang kala diterpa angin pada setiap rumah yang memiliki anak laki-laki.
6. Sanno Matsuri

Waktu perayaan : Juni
Festival yang telah digelar sejak periode Edo adalah festival utama Shinto di Tokyo , bersama dengan Fukagawa Matsuri dan Kanda Matsuri. melibatkan sebuah prosesi yang disebut Shinkosai dalam genap tahun saja; Perayaan tahunan mencakup sejumlah kegiatan dan perayaan lebih dari seminggu, termasuk parade Shinkosai (juga disebut Jinkosai) sepanjang hari melalui Chiyoda, Tokyo .
7. Obon Matsuri
Waktu perayaan : 15 Juli
Obon [お盆] merupakan singkatan dari istilah agama Buddha, Urabon, yang hanya diambil aksara Kanji terakhirnya saja, yaitu Bon [nampan]. Di depan kata Bon ini lalu ditambah honorifik hi uruf "O".
Tradisi dan ritual seputar Obon bisa berbeda-beda bergantung pada aliran agama Buddha dan daerahnya. Di berbagai daerah di Jepang, khususnya di daerah Kansai juga dikenal perayaan Jizōbon yang dilakukan seusai perayaan Obon.
8. Tanabata
Waktu perayaan : Pada malam tanggal 7 Juli, hari ke-7 bulan ke-7 kalender lunisolar, atau sebulan lebih lambat sekitar tanggal 8 Agustus.
Tanabata atau Festival Bintang adalah salah satu perayaan yang berkaitan dengan musim di Jepang, Tiongkok, dan Korea. Perayaan besar-besaran dilakukan di kota-kota di Jepang, termasuk di antaranya kota Sendai dengan festival Sendai Tanabata. Di Tiongkok, perayaan ini disebut Qi Xi.
Merupakan festival yang berasal dari Legenda Tanabata di Jepang dan Tiongkok mengisahkan bintang Vega yang merupakan bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra sebagai Orihime (Shokujo), putri Raja Langit yang pandai menenun. Bintang Altair yang berada di rasi bintang Aquila dikisahkan sebagai sebagai penggembala sapi bernama Hikoboshi (Kengyū). Hikoboshi rajin bekerja sehingga diizinkan Raja Langit untuk menikahi Orihime. Suami istri Hikoboshi dan Orihime hidup bahagia, tetapi Orihime tidak lagi menenun dan Hikoboshi tidak lagi menggembala. Raja Langit sangat marah dan keduanya dipaksa berpisah. Orihime dan Hikoboshi tinggal dipisahkan sungai Amanogawa (galaksi Bima Sakti) dan hanya diizinkan bertemu setahun sekali di malam hari ke-7 bulan ke-7. Kalau kebetulan hujan turun, sungai Amanogawa menjadi meluap dan Orihime tidak bisa menyeberangi sungai untuk bertemu suaminya. Sekawanan burung kasasagi terbang menghampiri Hikoboshi dan Orihime yang sedang bersedih dan berbaris membentuk jembatan yang melintasi sungai Amanogawa supaya Hikoboshi dan Orihime bisa menyeberang dan bertemu.
9. Kishiwada Danjiri Matsuri
Waktu perayaan : 14-15 September
Festival membawa kereta kayu besar berbentuk kuil, Danjiri yang diangkut ratusan pria dan dirayakan di perfektur Osaka.
10. Jidai Matsuri ( Festival of The Age )
Waktu perayaan : 22 Oktober
Merupakan festival parade kehidupan yang berlangsung secara terbalik dari Era Meiji ke Era Heian. Lebih dari dua ribu orang yang ikut serta dalam parade ini mengenakan kostum khas pada era masing-masing. Bukan hanya sekedar kostum, kostum tersebut juga sangat detail menggambarkan dari era manakah asalnya.
Sumber : Wikipedia, dan sumber lain
Sekian dulu mina, silakan yang mau komen :)